Jakarta, Ketika wabah virus Zika yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti melanda, penjualan produk penolak nyamuk mendadak meningkat tajam. Beragam produk ditawarkan di pasar dengan menggunakan metode berbeda-beda seperti losion kulit, gelang khusus, hingga pemakian speaker suara dengan frekuensi tertentu.
Nah terkait hal tersebut ada studi yang menguji bagaimana sebetulnya efektivitas tiap insturumen penolak nyamuk tersebut. Dipublikasikan di jurnal Insect Science, hasilnya ternyata berbeda-beda.
Immo Hansen, ilmuwan dari New Mexico State University mengatakan timnya secara total menguji 11 penolak nyamuk. Sebanyak lima di antaranya berbentuk obat semprot, lima dipakai langsung, dan satu berbentuk lilin.
Kebanyakan dari produk tersebut diketahui menggunakan bahan seperti minyak dari tumbuhan tertentu atau senyawa kimia N-Diethyl-meta-toluamide (DEET).
“Produk-produk ini semuanya populer,” kata Hansen seperti dikutip dari Reuters pada Sabtu (25/2/2017).
Tes dilakukan dengan cara partisipan ditempatkan dalam ruangan khusus berisi nyamuk Aedes aegypti betina. Kemudian peneliti mencatat seberapa banyak nyamuk yang menghampiri partisipan ketika menggunakan penolak nyamuk terkait.
Penolak nyamuk seperti speaker suara, gelang yang diklaim dapat mengeluarkan minyak khusus, atau lilin nyatanya terbukti tidak terlalu efektif. Justru produk semprot yang terlihat paling membawa dampak signifikan antara 30-79 persen pengurangan bila dibandingkan ketika partisipan tidak menggunakan apa-apa.
“Tidak ada di antara produk gelang yang punya efek mengurangi atraksi nyamuk,” kata pemimpin studi Stacy Rodriguez.
Apa yang bisa diambil dari studi ini menurut peneliti adalah kesadaran agar konsumen kritis dengan apa yang dibeli. Beragam produk menjanjikan perlindungan terhadap nyamuk namun kenyataannya mungkin tidak demikian.
Hits: 149