PROKAL.CO, BANJARMASIN – Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menjadi momok di Kalsel. Buktinya, tiap tahun kasusnya terus mengalami peningkatan. Hingga 19 Desember tadi, total kasus DBD mencapai 4.062, dengan jumlah yang meninggal 29 orang.
Jika dibandingkan dengan tahun 2015 lalu, angkanya hanya berkisar 3.668. Namun, yang meninggal karena nyamuk aedes aegypti ini jumlahnya lebih banyak, yakni mencapai mencapai 40 orang. Tahun ini kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Tabalong penyumbang terbanyak yang meninggal karena kasus ini.
Di Kabupaten Banjar, jumlah kasus DBD hingga akhir tahun ini mencapai 552, dengan kasus kematian lima orang. Sedangkan di kabupaten Tanah Laut, dari temuan 367 kasus, yang meninggal juga sebanyak lima orang. Di Tabalong meski jumlah kasusnya lebih banyak, yakni mencapai 623. Namun, yang meninggal hanya empat orang.
Melihat tren tingginya kasus DBD sendiri kerap terjadi di awal tahun hingga pertengahan tahun, tepatnya bulan Mei. Contohnya pada bulan Januari, angka temuan kasus DBD se Kalsel jumlahnya mencapai 1.890 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 14 orang.
Di bulan Februari, angka kasus mengalami penurunan, yakni sejumlah 1.358 dengan angka kematian lima orang. Pada bulan Maret, angka kasus terus mengalami penurunan, seiring intensitas hujan kala itu mulai kurang, kasus di bulan ini angkanya 520 dengan angka kematian mencapai enam orang.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, HM Muslim menjelaskan, kasus demam berdarah akan tinggi ketika intensitas hujan yang tak merata. Pasalnya, nyamuk aedes aegypti kerap bertelur dan bersarang ketika itu. Berbeda ketika intensitas hujan sedang tinggi, nyamuk ini tak akan reproduksi. “Kami malah berdoa hujan lebat, daripada hujan setengah-setengah,” ujar Muslim.
Dirinya mengingatkan, melihat tren kasus DBD tinggi terjadi di awal tahun, masyarakat imbaunya, jangan sampai lengah dengan genangan air di sekitar tempat tinggal. Apalagi sebutnya, nyamuk-nyamuk ini bisa dengan mudah bereproduksi di tempat-tempat alat rumah tangga seperti di tempat air minum. “Peran masyarakat harus aktif pula. Dan yang paling penting kesadaran hidup bersih terus ditanamkan,” cetusnya.
Gerakan pencegahan lebih baik daripada mengobati. Aspek pencegahan sebut Muslim, amat penting dalam hal penanganan demam berdarah. Implementasinya meliputi, Menutup, Menguras dan Mengubur (3M). “Butuh peran serta masyarakat sendiri dalam menjaga lingkungan mereka untuk menekan kasus ini,” tandasnya. (mof/yn/ram)
Source: http://kalsel.prokal.co/read/news/6962-waspada-4062-warga-kalsel-telah-terjangkit-dbd.html
Hits: 122