Sampang (beritajatim.com) – Pengasapan atau fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, untuk memberantas nyamuk, dikeluhkan oleh warga. Pasalnya, kualitas fogging yang disemprotkan diduga bahan campurannya tidak sesuai.
Taufik Sugiono (50), warga Jalan Merapi Gang II, Kelurahan Rong Tengah, mengatakan, meski dilakukan fogging, keberadaan nyamuk di rumah dan di lingkungannya tidak ada perubahan. Bahkan nyamuk tersebut cenderung makin ganas. “Paginya di fogging, sore harinya sudah banyak nyamuk berseleweran lagi,” tuturnya, Sabtu (8/10/2016).
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, dr Firman Pria Abadi mengaku, fogging merupakan langkah terakhir kecuali di daerah endemis. Bahkan fogging dilakukan manakala ada sebuah kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Yang paling terpenting itu penanganan awal seperti pemberantasan jentik dan kebersihan lingkungan. Kalau fogging itu langkah terakhir. Tapi untuk daerah endemis itu dilakukan sebelum ada kejadian,” tegasnya.
Disinggung asap fogging yang diduga tidak ampuh lagi, Firman menjelaskan, ada beberapa kemungkinan nyamuk masih bisa bertahan melawan fogging, yaitu salah satunya karena nyamuk sudah kebal.
“Bisa juga karena obatnya sudah tidak bagus lagi. Bisa karena resisten nyamuknya sudah kuat. Semua pencampuran obat sesuai dengan prosedur dan keahlian petugas. Jadi tidak ada untungnya mengurangi porsi bahan-bahan fogging,” pungkasnya.
Hits: 154